|
Tweet |
Bionic Woman:
CLAUDIA Mitchell patut bersyukur atau bahkan berbangga. Pasalnya, ia menjadi perempuan pertama yang meraih gelar “Bionic Woman” dalam kehidupan nyata. Sebelumnya, gadis berkekuatan bionik hanya ada dalam film serial televisi berjudul Bionic Woman yang diperankan Lindsay Wagner pada 1980-an.
Mulai Kamis (14/9), Mitchell menggunakan lengan robot yang diberikan oleh Rehabilitation Institute of Chicago itu. Perempuan berusia 26 tahun ini kehilangan lengan kirinya dalam sebuah kecelakaan pada saat mengendarai sepeda motor. Kini Mitchell yang juga mantan personel Angkatan Laut AS ini bisa memiliki lengan bionic yang mampu menuruti keinginannya.
Mitchell mengikuti jejak Jesse Sullivan asal Tennessee, orang pertama yang menggunakan lengan bionic pada tahun 2002. Setelah Sullivan ada empat pria lagi yang mengikuti jejak Sullivan. Menurut para pengembang alat tersebut, lengan bionic merupakan penemuan revolusioner karena alat itu dikontrol oleh otak penggunanya Bagi Mitchell, alat ini juga mengembalikan sebagian hidupnya yang hilang secara revolusioner.
“Saat itu saya menghadapi masa yang sangat sulit. Dengan lengan bionic, saya bisa melakukan banyak hal dalam kehidupan sehari-hari seperti mengangkat cangkir, membuka-tutup kaleng selai dan mengupas pisang, ” kata Mitchell. Cara Kerja Para Ahli bedah memindahkan saraf-saraf dari bahu yang dulunya bersambung dengan lengan lalu melekatkannya pada kulit dan otot bagian dada.
Setelah semua saraf telah terpasang, otak belum bisa memberi perintah pada lengan sebelum sensor khusus dipasang pada semua jalur saraf. Sensor tersebut akan memberi sinyal kepada saraf dan otot untuk bergerak sesuai kehendak otak. Lengan bergerak dengan bantuan saraf-saraf bahu yang sudah tersambung ke otot-otot dada.
Jalur syaraf yang menuju kulit di bagian dada membuat Mitchell bisa merasakan sensasi termasuk panas dan dingin. “Hal yang dirasakan Mitchell tidak serta merta terjadi. Saraf-sarafnya butuh tiga sampai lima bulan untuk berkembang,” Kata Dr Todd Kuiken, Direktur Neural Engineering Center for Artificial Limbs and Center for Bionic Medicine di Chicago Institute.
Kuiken memimpin penelitian lengan bionic tersebut dengan dukungan dari National Institutes of Health. Bagi Mitchell yang kini sudah bisa menyentuh benda, memegang alat makan dan berpakaian, perjalanan panjangnya sebelum memiliki lengan begitu berharga. “Orang tidak akan tahu betapa beruntungnya memiliki lengan sebelum mereka merasakan betapa sulit kehilangan lengan,” tuturnya.
Versi terbaru dari lengan buatan memiliki tiga penggerak yang ditempatkan dalam lengan prosthetic yang bekerja secara bersamaan untuk menjalankan perintah. Sementara model lengan bionic masa depan akan menggunakan enam penggerak dengan tujuan menghasilkan lebih banyak pergerakan yang alami. Disamping itu, lengan bionic masa depan mampu menerima perintah yang lebih kompleks.
Para ilmuwan berharap teknologi ini akan segera berkembang pada fungsi organ yang lain termasuk kaki, dimana orang akan bisa merasakan sentuhan kaki di tanah ketika mereka sedang berjalan. Mitchell sangat bersyukur mendapat kesempatan untuk memiliki lengan bionic. Sekarang dia bekerja sebagai mentor pegawai Angkatan Laut dan juga aktif membantu orang-orang di Afghanistan dan Iraq yang juga kehilangan bagian tubuh seperti dirinya.
Mulai Kamis (14/9), Mitchell menggunakan lengan robot yang diberikan oleh Rehabilitation Institute of Chicago itu. Perempuan berusia 26 tahun ini kehilangan lengan kirinya dalam sebuah kecelakaan pada saat mengendarai sepeda motor. Kini Mitchell yang juga mantan personel Angkatan Laut AS ini bisa memiliki lengan bionic yang mampu menuruti keinginannya.
Mitchell mengikuti jejak Jesse Sullivan asal Tennessee, orang pertama yang menggunakan lengan bionic pada tahun 2002. Setelah Sullivan ada empat pria lagi yang mengikuti jejak Sullivan. Menurut para pengembang alat tersebut, lengan bionic merupakan penemuan revolusioner karena alat itu dikontrol oleh otak penggunanya Bagi Mitchell, alat ini juga mengembalikan sebagian hidupnya yang hilang secara revolusioner.
“Saat itu saya menghadapi masa yang sangat sulit. Dengan lengan bionic, saya bisa melakukan banyak hal dalam kehidupan sehari-hari seperti mengangkat cangkir, membuka-tutup kaleng selai dan mengupas pisang, ” kata Mitchell. Cara Kerja Para Ahli bedah memindahkan saraf-saraf dari bahu yang dulunya bersambung dengan lengan lalu melekatkannya pada kulit dan otot bagian dada.
Setelah semua saraf telah terpasang, otak belum bisa memberi perintah pada lengan sebelum sensor khusus dipasang pada semua jalur saraf. Sensor tersebut akan memberi sinyal kepada saraf dan otot untuk bergerak sesuai kehendak otak. Lengan bergerak dengan bantuan saraf-saraf bahu yang sudah tersambung ke otot-otot dada.
Jalur syaraf yang menuju kulit di bagian dada membuat Mitchell bisa merasakan sensasi termasuk panas dan dingin. “Hal yang dirasakan Mitchell tidak serta merta terjadi. Saraf-sarafnya butuh tiga sampai lima bulan untuk berkembang,” Kata Dr Todd Kuiken, Direktur Neural Engineering Center for Artificial Limbs and Center for Bionic Medicine di Chicago Institute.
Kuiken memimpin penelitian lengan bionic tersebut dengan dukungan dari National Institutes of Health. Bagi Mitchell yang kini sudah bisa menyentuh benda, memegang alat makan dan berpakaian, perjalanan panjangnya sebelum memiliki lengan begitu berharga. “Orang tidak akan tahu betapa beruntungnya memiliki lengan sebelum mereka merasakan betapa sulit kehilangan lengan,” tuturnya.
Versi terbaru dari lengan buatan memiliki tiga penggerak yang ditempatkan dalam lengan prosthetic yang bekerja secara bersamaan untuk menjalankan perintah. Sementara model lengan bionic masa depan akan menggunakan enam penggerak dengan tujuan menghasilkan lebih banyak pergerakan yang alami. Disamping itu, lengan bionic masa depan mampu menerima perintah yang lebih kompleks.
Para ilmuwan berharap teknologi ini akan segera berkembang pada fungsi organ yang lain termasuk kaki, dimana orang akan bisa merasakan sentuhan kaki di tanah ketika mereka sedang berjalan. Mitchell sangat bersyukur mendapat kesempatan untuk memiliki lengan bionic. Sekarang dia bekerja sebagai mentor pegawai Angkatan Laut dan juga aktif membantu orang-orang di Afghanistan dan Iraq yang juga kehilangan bagian tubuh seperti dirinya.
0 komentar:
Posting Komentar