30 Agustus 2010

"The Palestinian Flame" seorang remaja yang ditakuti Israel

Lowongan Kerja SMA SMK
“Orang yang mulia hendaknya ia memilih kematian yang ia sukai saat bertemu Allah. Akhir manusia pasti datang ketika Allah yang menginginkannya.”


Agan-agan semua harus tahu bahwa perkataan penuh semangat seperti itu cuma bisa diucapin oleh Imad Aqil. Yaps, Imad Aqil sosok pemberani dan patut diteladani banget. Ia lahir di kamp pengungsian Jabaliya, tanggal 19 Juni 1971 (sedih ya gan, lahirnya di kamp pengungsian). Nama lengkapnya Imad Hasan Ibrahim Aqil. Ayahnya seorang Muadzin di Masjid Syuhada di Jabaliya. Namaya diambil dari nama seorang pahlawan Islam yang berhasil ngebebasin Palestina dari pasukan salib, Imaduddin Zanki. Berikut cerita lengkapnya :


Gak bisa kuliah gara-gara Israel:
Tumbuh di lingkungan keluarga yang pendidikan agamanya kuat banget, Imad jadi pemuda yang nggak cuma Alim, tapi juga Cerdas. Agan liat aja prestasinya dari SD ampe SMA, doi selalu masuk lima besar di kelasnya. Apalagi pas SMA, nilainya paling tinggi se-Beit Hanun and Jabaliya. Doi sendiri sebenernya pengen nerusin ke jurusan Apotek atawa Farmasi di Gaza, siapa sangka keburu ditangkap Israel. Kenapa ? gara-gara dia bergabung sebagai anggota HAMAS (organisasi kemerdekaan yang paling dibenci ma Zionis). Nggak heran gan, waktu imad ditangkap emang lagi gencarnya Inthifadah (Gerakan perlawanan besar-besaran Tanggal 23 September 1988). Di masjid An-nur yang deket ama sekolahnya, Imad pertama kali berinteraksi ama Ikhwanul Muslimin yang menanamkan kecintaan begitu besar buat berjuang mati-matian demi bangsa dan agamanya.


Aksi Gokil and Jadi Buronan:
Kita flashback dikit neh, pas bulan Desenber 1987 kan terjadi Intifadah, waktu itu imad yang baru berumur 16 tahun udah gabung ama HAMAS yang jadi sayap gerakan terkuat milik Ikhwanul Muslimin di jalur Gaza. Imad dan konco-konconya yang masih remaja ngebentuk tim khusus buat ngelakuin serangan kagetan ke wilayah Israel (bayangin gan !! umur 16 taon udah jadi pimpinan tim khusus!!). Imad juga ternyata seorang Bomber Grafity yang kreatif abis. Doi bareng ama temen-temennya biasa bikin grafity di tembok-tembok jalanan buat menanamkan keberanian sekaligus menyatukan hati rakyat demi membebaskan negeri kesayangannya.

Israel pun mulai muak ngeliat aksi Imad and konco-konconya. Hingga mereka mulai nyebarin mata-mata terhandal milik mereka. Nah, pas tanggal 23 September 1988 itu Imad ama saudaranya, Adil, ditangkep pas mau daftar kuliah. Dua tahun kemudian akhirnya dia dibebasin. Tapi di taon yang sama dia juga ditangkep lagi, walau Cuma ngedekem di penjara sebulan. Tapi keluar masuk penjara malah bikin Imad makin rusuh aja buat ngejailin Israel. Akhirnya sejak saat itu, Imad mulai banyak berinteraksi ama sayap militer andalan HAMAS, batalyon Izzuddin Al-Qossam. Batalyon itu satu-satunya jalan kalo mo gabung jadi barisan pejuang. Dan berkat skill Spionase yang dimilikinya, kelompok Imad juga yang pertama kali berhasil nagkep basah sejumlah Agen serta Mata-mata Israel yang sedang mengintai mereka.

Doi juga pernah ngelakuin aksi nekat di luar akal sehat. Bayangin aja gan, doi beserta kelompoknya pernah menyerang pos penjagaan yang dijaga pasukan Israel bersenjata lengkap hanya dengan menggunakan PISAU BELATI. Hal ini bener-bener bikin Israel senewen berat. hingga akhirnya ada dua orang pejuang yang berhasil ditangkap Israel, namanya Majdi Hamad sama Muhsin Aidy. Kedua orang pejuang ini disiksa abis-abisan pas interogasi, hingga akhirnya Majdi gak sengaja nyebutin nama Imad Aqil saking keras rasa sakit yang diterimanya. Dan saat Imad tahu bahwa kini ia telah menjadi buronan kelas kakap Israel, ia malah kesenengan, karena cita-citanya buat mati demi negaranya akan berjalan mulus.


Pengen mati di Palestina:
23 November 1992, Imad come back to Gaza. Israel mencoba ngebujuk keluarga Imad dengan ngasih tawaran biar Imad kuliah di Mesir ato ke Yordan. Tapi akhirnya ditolak mentah-mentah ama keluarganya. Dia juga bersumpah pada umat Islam buat berperang sebagai satu-satunya cara ngebebasin setiap jengkal tanah dari Palestina (secara gan, dari jaman jebot Israel selalu ngingkarin hasil perundingan kurang dari sebulan). Salh satu ucapannya yang paling diinget orang-orang adalah “saya akan tetep berada di Palestina sampai saya mendapati mati syahid dan saya masuk ke surge. Inilah perjuangan…kemenangan atau mati Syahid”

Dan akhirnya…eng,ing,eng. Kejadian juga apa yang diingikan Imad. Hari itu tanggal 24 November 1993, bertepatan ama peringatan empat taon syahidnya syeikh Abdullah Azzam dan empat hari syahidnya Syeikh Izzuddin Al-Qossam.
Waktu itu lagi bulan puasa, dan Imad sedang berbuka di rumah keluarga Farhat. (rumahnya Fathi Farhat, seorang pejuang yang juga selalu ada di hati rakyat Palestina). Abis berbuka, firasatnya yang tajam mengatakan bahwa ia sudah dikepung. Dan ternyata firasatnya benar ! di luar sana Israel mengerahkan puluhan HELIKOPTER TEMPUR dan TANK MERKAVA, serta RATUSAN pasukan Khusus-nya yang terlatih hanya untuk menangkap SEORANG REMAJA SAJA !!! (kebayang kan betapa pengecutnya mereka…ampe kudu ngerahin pasukan yang jumlahnya kayak bintang 6 di GTA cuma buat nyari satu orang doang).


Detik-detik kematian yang amat Heroik:
Suasana pun semakin genting. Lewat pengeras suara pihak Israel memanggil semua anggota keluarga Farhat untuk keluar dari rumah secepatnya. Sebelum berpisah, Imad sempat berkata “Sudah tiba saatnya waktuku untuk memperoleh syahid di jalan Allah.” Setelah itu Imad naik ke atas loteng dan melaksanakan shalat dua rakaat di sana. Saat itu juga tentara Israel langsung menghujani rumah dengan peluru milik mereka. Kaki Imad pun akhirnya tekena tembakan mereka, namun ia tetep ngelanjutin shalatnya.

Abis itu, Imad langsung mengambil senapan AK47 miliknya. Dengan kondisi lemas karena kehabisan darah, ia segera mengokang senjata miliknya kemudian menerjang keluar lalu memberondong tentara Israel sambil memekikkan takbir. Akibatnya, beberapa tentara berhasil dilumpuhkan olehnya walaupun seluruh tembakan mengarah ke dirinya. Namun akhirnya, pertarungan yang jelas gak seimbang ini terhenti ketika sebuah tembakan meriam milik tank Merkava Israel tepat mengenai tubuh Imad hingga hancur berkeping-keping. Komandan batalyon termuda itu akhirnya menghembuskan nafasnya dengan bahagia.

Gak sampai di situ doang gan, si Imad yang semasa hidupnya sangat ditakutin Israel, eh pas udah mati juga tetep ditakutin gan ! bayangin aja, pasukan yang katanya paling hebat sedunia ini gak ada yang berani ngedeketin jenasahnya Imad yang udah gak berbentuk. Ampe-ampe mereka nyuruh Nidhal Farhat (adek perempuan-nya Fathi Farhat) buat ngambil bagian kepalanya Imad Aqil. Saat bagian kepala Imad Aqil sudah tergeletak di hadapan tentara Israel, salah satu komandan mereka menghampiri potongan jasad itu sambil gemeteran nyenggol-nyenggol pake kaki, buat meriksa masih idup ato enggak (padahal nenek-nenek jompo juga tahu, kalo pala udah misah pasti udah mati).

Setelah berhasil memastikan, komandan itu langsung tereak “DIA SUDAH MATI !!...DIA SUDAH MATI !!” (persis kayak orang idiot). Dalam waktu cepat bagian tubuh itu jadi bulan-bulanan tentara Israel, ada yang nembakin, ada yang nginjek-nginjek bahkan sampe nyabik-nyabik pake piso segala. Fakta pun membuktikan, setelah diadakan otopsi, terdapat sebanyak lebih dari 70 butir peluru bersarang di bagian kepala jasad Imad Aqil. Dan setelah drama kebiadaban itu usai, konvoi pasukan Israel segera membubarkan diri. Mereka langsung menenggak minuman keras untuk menghilangkan rasa kasihan dan penyesalan dalam diri mereka. Merekapun lalu pulang sambil tertawa dan nyanyi-nyanyi gak jelas untuk merayakan kebodohan dan kepengecutan diri mereka sendiri.


sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4490684
Lowongan Kerja SMA SMK