|
Tweet |
Konflik panjang dan masalah yang terus menyelimuti pengelolaan Kebun Binatang Surabaya (KBS) sampai saat ini terus memakan korban, walau pihak pemerintah daerah sudah turun tangan dalam kebijakasanaan namun korban dari masalah internal KBS terus berjatuhan hari demi hari, ini sungguh memprihatinkan semua pihak utamanya para pencinta pelestarian satwa.
Singa dan kangguru yang baru saja mati , masih diruang karantina KBS, memprihatinkan (Foto: Tempo)
Kali ini giliran seekor singa Afrika jantan yang menemui ajal. Singa yang diberi nama Osama itu tewas sejak Kamis malam kemarin, namun baru diungkapkan kepada wartawan pada Jumat (17/9) sore. Kematian singa Afrika itu hanya selang sehari setelah ditinjau oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surabaya.
“Sejak tiga bulan lalu singa tersebut mengalami gangguan syaraf pergerakan, sehingga tidak bisa menggerakkan tubuhnya,” kata juru bicara Kebun Binatang Surabaya, Agus Supangkat kepada Tempo yang dikutip ruanghati.com. Masih menurut Agus, sejak diketahui sakit singa Afrika itu berada dalam pengawasan dokter hewan kebun binatang. Bahkan lima hari sebelum mati Osama dirawat secara intensif. Diduga selain karena faktor sakit, kematian satwa tersebut juga karena usianya yang sudah tua, yakni 11 tahun. “Umumnya usia singa hanya sampai 12 – 14 tahun,” kata Agus.
Namun, kata Agus, kematian Osama tidak terlalu mempengaruhi koleksi kebun binatang. Sebab saat ini masih ada lima ekor singa Afrika lagi yang berada di tempat tersebut. Sebelumnya, seekor buaya muara di kebun binatang tersebut juga mati pada Selasa (7/9) lalu. Tewasnya buaya muara itu diperkirakan karena usia tua, yakni 60 tahun.
Kematian demi kematian satwa yang terjadi di Kebun Binatang Surabaya mengundang keprihatinan berbagai pihak. Pada 14 September lalu Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan meninjau kebun binatang tersebut. Dia menyatakan kematian satwa-satwa itu disebabkan karena lingkungan yang kumuh dan kurang sehat.
sumber : ruanghati.com
0 komentar:
Posting Komentar