|
Tweet |
Di saat anggota dewan sibuk melakukan studi banding ke luar negeri yang menghabiskan dana miliaran rupiah, sebanyak 51 pemuda justru akan mengabdikan diri ke wilayah terpelosok di Tanah Air. Para pemuda itu tergabung dalam program Indonesia Mengajar yang digagas Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina.
Sebanyak 51 pengajar muda itu membagikan ilmu mereka untuk murid-murid AS di sejumlah wilayah, seperti Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, dan Kabupaten Halmahera Selatan di Maluku Utara. Ada juga yang dikirim ke Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, dan Kabupaten Tulang Bawang, Lampung Barat, Lampung serta Kabupaten Bengkalis, Riau.
Sebelum diterjunkan, ke-51 pemuda-pemudi dari pelbagai ilmu kejuruan itu terlebih dulu dibekali materi selama lebih kurang 6 minggu. Di minggu terakhir, para pengajar muda harus praktik mengajar di sejumlah sekolah dasar di Kelurahan Pancawati, Jakarta Selatan.
Di SDN Pancawati 01, terlihat Wildan Mahendra dan Fatia Qantita. Wildan, sarjana sosial dari Universitas Gadjah Mada tampak cukup atraktif dalam mengajar. Sementara Fatia, lulusan jurnalistik FIKOM Universitas Padjadjaran juga sangat berbaur dengan anak-anak. Metode pengajaran dalam bentuk permainan disambut antusias para siswa.
Beragam alasan disampaikan para pengajar muda itu dalam mengikuti program Indonesia Mengajar. Sang satu pasti adalah keinginan mereka berbakti pada negara. Tak sedikit dari keinginan mereka itu ditentang orangtua masing-masing. Ridwan Sanjaya misalnya. Ia mengaku sempat tak mendapat restu dari orangtua untuk mengikuti program tersebut.
Ridwan, Wildan, dan Fatia serta pengajar muda lainnya akan diberangkatkan ke tempat bertugas masing-masing pada tanggal 10 November mendatang. Selain memberi pengajaran kepada para siswa, mereka juga diharapkan dapat memberi inspirasi agar siswa-siswa muda dapat mengikuti jejak mereka kelak, berbakti dan membangun negeri.
0 komentar:
Posting Komentar