|
Tweet |
Banyumas, Penyakit paru obstruktif kronik (COPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelomppok penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandaioleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Bronchitis kronik, emfisema paru, dan asma bronkialmembentuk kesatuan yang disebut COPD. Agaknya ada hubungan etiologik dan sekuesial antara bronkitis kronik dan emfisema, tetapi tidak ada hubungan antara kedua penyakit ini dengan asma.
Bronchitis kronik merupakan suatu gangguan klinis yang ditandai oleh pembentukan mukus yang berlebihan dalam bronkus dan bermanisfestasi sebagai batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun, sekurang kurangnya dalam dua tahun berturut turut. sputum yang terbentuk pada bronkitis kronik dapat mukoid atau mukopurule
Emfisema paru merupakan suatu perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai oleh pembesaran alveolus dan duktus alveolaris yang tidak normal,serta destruksi dinding alveolar. emfisema dapat didiagnosis secara tepat dengan menggunakan CT SCAN resolusi tinggi.
merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh hipersensitivitas cabang trakeobronkial terhadap berbagai jenis ranngsangan dan keadaan ini bermanifestasi sebagai penyempitan jalan napas secara periodik dan reversibel akibat bronkospasme.
BRONKITIS KRONIK dan EMFISEMA
meskipun bronkitis kronik dan emfisema merupakan dua proses yang berbeda, tapi kedua penyakit ini sering ditemukan bersama sama pada penderita COPD.
Temuan patologis utama pada bronkitis kronik adalah hipertropi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah dan ukuran sel-sel goblet, dengan infiltrasi sel-sel radang dan edema mukkosa bronkus. Pembentukan mukus yang meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronkiolus kecil sehingga bronkiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar.
meskipun bronkitis kronik dan emfisema merupakan dua proses yang berbeda, tapi kedua penyakit ini sering ditemukan bersama sama pada penderita COPD.
Temuan patologis utama pada bronkitis kronik adalah hipertropi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah dan ukuran sel-sel goblet, dengan infiltrasi sel-sel radang dan edema mukkosa bronkus. Pembentukan mukus yang meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronkiolus kecil sehingga bronkiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar.
Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara yang lazim terjadi di daerah industri. Polusi udara yang terus menerus juga merupakan predisposisi infeksi rekuren karena polusi memperlambat aktivitas silia dan fagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah.
Emfisema dibagi menurut bentuk asinus yang terserang.ada dua bentuk yang paling penting sehubungan dengan COPD.
1. Emfisema sentrilobular (CLE)
secara selektif hanya menyerang bagian bronkiolus respiratorius dan duktus alveolaris.CLE seringkali lebih berat menyerang bagian atas paru, tetapi akhirnya cenderung tersebar tidak merata.CLE lebih banyak ditemukan pada pria dibandingkan wanita, biasanya berhubungan dengan bronkitis kronik, dan jarang ditemukan pada mereka yang tidak merokok.
secara selektif hanya menyerang bagian bronkiolus respiratorius dan duktus alveolaris.CLE seringkali lebih berat menyerang bagian atas paru, tetapi akhirnya cenderung tersebar tidak merata.CLE lebih banyak ditemukan pada pria dibandingkan wanita, biasanya berhubungan dengan bronkitis kronik, dan jarang ditemukan pada mereka yang tidak merokok.
2. Emfisema panlobular (PLE) atau Emfisema panasinar
merupakan bentuk morfologik yang lebih jarang, alveolus yang terletak distal dari bronkiolus terminalis mengalami pembesaran serta kerusakan secara merata, mengenai bagian asinus yang sentral mauppun yang perifer.jenis emfisema ini ditandai dengan peningkatan resistensi jalan napas yang berlangsung lambat tanpa adanya bronkitis kronik
merupakan bentuk morfologik yang lebih jarang, alveolus yang terletak distal dari bronkiolus terminalis mengalami pembesaran serta kerusakan secara merata, mengenai bagian asinus yang sentral mauppun yang perifer.jenis emfisema ini ditandai dengan peningkatan resistensi jalan napas yang berlangsung lambat tanpa adanya bronkitis kronik
ASMA
Istilah asma berasal dari kata yunani yang artinya terengah engah dan berarti serangan napas pendek.istilah ini sekarang ditujukan untuk keadaan – keadaan yang menunjukan respon abnormal saluran napas terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan napas yang meluas.
asma dapat dibagi menjadi tiga kategori :
asma dapat dibagi menjadi tiga kategori :
1. Asma ekstrinsik atau alergik
disebabkan oleh kepekaan individu terhadap alergen (biasanya protein) dalam bentuk serbuk sari yang dihirup, bulu halus binatang, spora jamur, debu, serat kain, atau yang lebih jarang terhadap makanan seperti susuatau coklat.
disebabkan oleh kepekaan individu terhadap alergen (biasanya protein) dalam bentuk serbuk sari yang dihirup, bulu halus binatang, spora jamur, debu, serat kain, atau yang lebih jarang terhadap makanan seperti susuatau coklat.
2. Asma intrinsik atau idiopatik
Biasnya tidak di temukan faktor-faktor pencetus yang jelas. Faktor non spesifik seperti flu biasa, latihan fisik, atau emosi dapat memicu serangan asma.asma intrinsik lebih sering timbul sesudah usia 40 tahun, dan serangan timbul sesudah infeksi sinus hidung atau pada percabangan trakeobronkial.makin lama serangan makin sering dan makin hebat, sehingga akhirnya keadaan ini berlanjut menjadi bronkitis kronik dan kadang – kadang emfisema.
Biasnya tidak di temukan faktor-faktor pencetus yang jelas. Faktor non spesifik seperti flu biasa, latihan fisik, atau emosi dapat memicu serangan asma.asma intrinsik lebih sering timbul sesudah usia 40 tahun, dan serangan timbul sesudah infeksi sinus hidung atau pada percabangan trakeobronkial.makin lama serangan makin sering dan makin hebat, sehingga akhirnya keadaan ini berlanjut menjadi bronkitis kronik dan kadang – kadang emfisema.
3. Asma campuran
Terdiri dari komponen-komponen asma ekstrinsik dan asma intrinsik.
sebagian besar pasien asma intrinsik akan berlanjut menjadi bentuk campuran, anak yang menderita asma ekstrinsik sering sembuh sempurna saat dewasa muda.
Terdiri dari komponen-komponen asma ekstrinsik dan asma intrinsik.
sebagian besar pasien asma intrinsik akan berlanjut menjadi bentuk campuran, anak yang menderita asma ekstrinsik sering sembuh sempurna saat dewasa muda.
manifestasi klinis asma mudah dikenali.setelah pasien terpajan alergen penyebab atau faktor pencetus, segera akan timbbul dispnea. pasien akan merasa seperti tercekik dan harus berdiri atau duduk dan berusaha penuh mengerahkan tenaga untuk bernapas.Berdasarkan perubahan-perubahan anatomis , kesulitan utama dalam bernapas terletak pada saat ekspirasi. Percabangan trakeabronkial melebar dan memanjang selama inspirasi, tetapi sulit untuk memaksakan udara keluar dari bronkiolus yang sempit, mengalami edema dan terisi mukus, yang dalam keadaan normal akan berkontrtaksi sampai tingkatan tertentu pada ekspirasi. Udara terperangkap pada bagian distal tempat penyumbatan, sehingga terjadi hiperinflasi progresif paru. akan timbul mengi ekspirasi memanjang yang merupakan ciri khas asma sewaktu pasien berusaha memaksakan udara keluar.
asma dapat dibedakan dari bronkitis kronik dan emfisema karena sifatnya yanng intermitten dan berdasarkan kenyataan bahwa emfisema destruktif jarang terjadi.
serangan asma yang berlangsung terus menerus selama berhari hari dan tidak dapat ditanggulangi dengan cara pengobatan biasa dikenal dengan nama status asmatikus. dalam kasus ini fungsi ventilasi dapat sangat memburuk sehingga dapat mengakibatkan sianosis dan kematian.
sumber : wihans.web.id