|
Tweet |
ANYER, - Ratusan warga Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Minggu (14/11/10) dini hari, dikejutkan oleh suara letusan keras sebanyak tiga kali yang diduga dikeluarkan dari perut Gunung Anak Krakatau (GAK).
'Warga sangat yakin, kalau letusan itu dari Gunung Anak Krakatau, dan saya dengar sendiri letusan itu sebanyak tiga kali,' kata Mumut, salah seorang warga Cikoneng, Anyer.
Dia menjelaskan, letusan keras pertama kali terdengar pada pukul 01. 25 WIB dini hari. 'Suara letusannya memang tidak berturut-turut, ada jeda beberapa menit, kemudian meletus lagi, sampai tiga kali,' katanya menambahkan.
Saat mendengar letusan GAK tersebut, ia langsung membangunkan suami dan anak-anaknya yang sedang tertidur lelap. 'Saya sekeluarga sempat, berniat mengungsi, tetapi kata suami, letusan Krakatau tidak membahayakan warga Anyer, karena jaraknya jauh,' katanya.
Senada diungkapkan salah seorang nelayan Paku, Anyer, Sarmidi. Menurut dia, letusan yang berasal dari krakatau sangat jelas terdengar di telinganya.
'Saya langsung bangun, saat mendengar letusan itu, dan sampai sekarang kami masih was-was, takut ada tsunami,' katanya menambahkan.
Sebenarnya, masih menurut Sarmidi, ia beserta istri dan tiga orang anaknya ingin pulang kampung ke Pekalongan, Jawa Tengah. Tetapi rencanan itu tidak mendapatkan izin dari istrinya.
'Saya sih kepengennya pindah saja ke kampung saya di Jawa, tapi istri saya tidak mengizinkan, karena di kampung sulit makan, jadi lebih baik tinggal sebagai nelayan di Anyer, daripada pulang kampung ke Jawa, tapi susah makan,' katanya.
Sementara itu, Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi menjelaskan, sampai saat ini status GAK masih level II atau ’waspada’.
'Memang selama ini kegempaan terus meningkat, dan pada hari Jumat lalu jumlah kegempaan mendekati angka 1.000 kali atau persisnya 933 kali, dan ini tidak berbahaya, sepanjang warga tidak mendekat pada jarak radius dua kilometer dari lokasi,' kata Anton.
'Warga sangat yakin, kalau letusan itu dari Gunung Anak Krakatau, dan saya dengar sendiri letusan itu sebanyak tiga kali,' kata Mumut, salah seorang warga Cikoneng, Anyer.
Dia menjelaskan, letusan keras pertama kali terdengar pada pukul 01. 25 WIB dini hari. 'Suara letusannya memang tidak berturut-turut, ada jeda beberapa menit, kemudian meletus lagi, sampai tiga kali,' katanya menambahkan.
Saat mendengar letusan GAK tersebut, ia langsung membangunkan suami dan anak-anaknya yang sedang tertidur lelap. 'Saya sekeluarga sempat, berniat mengungsi, tetapi kata suami, letusan Krakatau tidak membahayakan warga Anyer, karena jaraknya jauh,' katanya.
Senada diungkapkan salah seorang nelayan Paku, Anyer, Sarmidi. Menurut dia, letusan yang berasal dari krakatau sangat jelas terdengar di telinganya.
'Saya langsung bangun, saat mendengar letusan itu, dan sampai sekarang kami masih was-was, takut ada tsunami,' katanya menambahkan.
Sebenarnya, masih menurut Sarmidi, ia beserta istri dan tiga orang anaknya ingin pulang kampung ke Pekalongan, Jawa Tengah. Tetapi rencanan itu tidak mendapatkan izin dari istrinya.
'Saya sih kepengennya pindah saja ke kampung saya di Jawa, tapi istri saya tidak mengizinkan, karena di kampung sulit makan, jadi lebih baik tinggal sebagai nelayan di Anyer, daripada pulang kampung ke Jawa, tapi susah makan,' katanya.
Sementara itu, Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi menjelaskan, sampai saat ini status GAK masih level II atau ’waspada’.
'Memang selama ini kegempaan terus meningkat, dan pada hari Jumat lalu jumlah kegempaan mendekati angka 1.000 kali atau persisnya 933 kali, dan ini tidak berbahaya, sepanjang warga tidak mendekat pada jarak radius dua kilometer dari lokasi,' kata Anton.
sumber : focys-global.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar