|
Tweet |
Ilmuwan menciptakan bahan bakar diesel dengan memanfaatkan sinar matahari, air, dan karbondioksida (CO2). Mungkinkah ini solusi terbaik krisis energi dunia?
Ilmuwan di perusahaan bioteknologi Joule Unlimited mengklaim telah menciptakan organisme hasil rekayasa genetika yang mampu menciptakan bahan bakar diesel dengan memanfaatkan sinar matahari, air, dan karbon dioksida.
Produksi bahan bakar diesel dan etanol ini diperkirakan mampu memenuhi permintaan lebih besar dari penemuan sebelumnya.
Para peneliti dari perusahaan yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, Inggris ini mengaku bisa menghasilkan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan mesin jet dengan materi yang sama dengan kebutuhan tumbuhan untuk berkembang biak.
Mereka juga mengklaim bisa membuat fasilitas itu dalam lingkup kecil sehingga bisa dimanfaatkan pihak lain. Ini juga menjadikan temuan tersebut sebagai bahan bakar fosil termurah.
Situs Joule mengambarkan terobosan itu sebagai kemandirian energi, meskipun banyak pihak skeptis karena belum ada pengujian lebih lanjut. Salah satunya adalah ilmuwan Philip Pienkos dari National Renewable Energy Laboratory, Inggris. “Ini sangat menarik tapi belum terbukti secara pasti.”
Namun ini ditentang pihak Joulie Unlimited. “Kami membuat beberapa klaim menakjubkan. Segala sesuatu telah kami validasi dan dapat ditunjukkan kepada investor,” ujar CEO Joule Unlimited, Bill Sims.
Menciptakan bahan bakar dari energi matahari sebenarnya sudah dikembangkan puluhan tahun, misalnya menciptakan etanol dari jagung atau ekstraksi alga. Tapi, proses itu membutuhkan biaya besar.
Organisme rekayasa dari bakteri bernama cyanobacterium itu dapat menghasilkan 15 ribu galon solar penuh per hektar setiap tahun. Bakteri ini memanfaatkan cahaya matahari dan karbondioksida untuk memproduksi hidrokarbon etanol atau materi dasar bahan bakar solar.
Yang menarik, mereka mampu memproduksi energi dengan jumlah setara empat kali lipat proses penciptaan bahan bakar dengan alga. Apalagi bahan bakar diesel ini dihargai US$30 (Rp270 ribu) per barel.