|
Tweet |
Suara gemuruh yang mengiringi hujan deras setiap malam tak membuat ciut nyali warga Desa Cintamanik, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal di dekat lokasi bencana tanah bergerak.
Meski sudah dihimbau Pemerintah Desa Cintamanik untuk segera mengungsi, namun masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana tetap memilih tinggal di rumahnya masing-masing.
Bencana tanah bergerak yang setiap malam menjadikan lantai dan tembok rumah menganga ini tak membuat penduduk desa setempat bergeming. Padahal, mereka sendiri merasa was-was terhadap kondisi tanah bergerak yang terjadi di Desa Cintamanik dengan ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut tersebut.
Korban bencana tanah bergerak, Ny Sadiah (44) menjelaskan, tanah bergerak ini berasa sekali setiap malam, tepatnya sejak 10 hari terakhir. Suara gemuruh tanah bergerak "pletak-pletak" terdengar di sela-sela hujan yang seringkali terjadi hampir setiap malam. "Kami sudah diminta untuk mengungsi, tapi lebih memilih tinggal di rumah. Sebenarnya, setiap malam saya merasa was-was dan tak bisa tidur," tandasnya.
Dia berharap agar bencana tanah bergerak ini bisa cepat berhenti. Ini supaya kerusakan yang menimpa tempat tinggalnya tak semakin bertambah parah. Tanah bergerak di Desa Cintamanik, tepatnya di Dukuh Ampel ini kembali terjadi pada hari Jumat (10/12) pagi. Kondisi itu membuat galangan atau jalan di areal sawah hilang.
Salah seorang warga Desa Cintamanik, Ny Samroh (40) mengaku sempat bingung saat hendak balik ke rumahnya. Sebab, galangan sawah yang sebelumnya dilewati menghilang. Hingga akhirnya yang bersangkutan harus mencari jalan yang lebih jauh dari sebelumnya. "Saya sendiri heran, tadi pagi (Jumat, 10/12) jalan areal sawah masih ada tapi ternyata siang harinya sudah tak ada lagi," paparnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal Ir Sudaryono MT mengatakan, telah mengecek ke lokasi bencana tanah bergerak. Peristiwa itu akan dibicarakan lebih lanjut dengan tim Penanggulangan Bencana Kabupaten Tegal yang di antaranya terdiri atas BPBD dan DPU.
Tahun 2010 ini, ia menjelaskan, anggaran untuk penanggulangan bencana mencapai Rp 1,5 miliar. Dana ini sudah habis, karenanya penanganan bencana di Desa Cintamanik ini kemungkinan menggunakan anggaran tahun 2011 mendatang. Awalnya, dana penanggulangan bencana di Kabupaten Tegal ini besarannya Rp 2,5 miliar. Namun, pada APBD II perubahan dipangkas Rp 1 miliar sehingga menjadi Rp 1,5 miliar.
Bencana tanah bergerak yang setiap malam menjadikan lantai dan tembok rumah menganga ini tak membuat penduduk desa setempat bergeming. Padahal, mereka sendiri merasa was-was terhadap kondisi tanah bergerak yang terjadi di Desa Cintamanik dengan ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut tersebut.
Korban bencana tanah bergerak, Ny Sadiah (44) menjelaskan, tanah bergerak ini berasa sekali setiap malam, tepatnya sejak 10 hari terakhir. Suara gemuruh tanah bergerak "pletak-pletak" terdengar di sela-sela hujan yang seringkali terjadi hampir setiap malam. "Kami sudah diminta untuk mengungsi, tapi lebih memilih tinggal di rumah. Sebenarnya, setiap malam saya merasa was-was dan tak bisa tidur," tandasnya.
Dia berharap agar bencana tanah bergerak ini bisa cepat berhenti. Ini supaya kerusakan yang menimpa tempat tinggalnya tak semakin bertambah parah. Tanah bergerak di Desa Cintamanik, tepatnya di Dukuh Ampel ini kembali terjadi pada hari Jumat (10/12) pagi. Kondisi itu membuat galangan atau jalan di areal sawah hilang.
Salah seorang warga Desa Cintamanik, Ny Samroh (40) mengaku sempat bingung saat hendak balik ke rumahnya. Sebab, galangan sawah yang sebelumnya dilewati menghilang. Hingga akhirnya yang bersangkutan harus mencari jalan yang lebih jauh dari sebelumnya. "Saya sendiri heran, tadi pagi (Jumat, 10/12) jalan areal sawah masih ada tapi ternyata siang harinya sudah tak ada lagi," paparnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal Ir Sudaryono MT mengatakan, telah mengecek ke lokasi bencana tanah bergerak. Peristiwa itu akan dibicarakan lebih lanjut dengan tim Penanggulangan Bencana Kabupaten Tegal yang di antaranya terdiri atas BPBD dan DPU.
Tahun 2010 ini, ia menjelaskan, anggaran untuk penanggulangan bencana mencapai Rp 1,5 miliar. Dana ini sudah habis, karenanya penanganan bencana di Desa Cintamanik ini kemungkinan menggunakan anggaran tahun 2011 mendatang. Awalnya, dana penanggulangan bencana di Kabupaten Tegal ini besarannya Rp 2,5 miliar. Namun, pada APBD II perubahan dipangkas Rp 1 miliar sehingga menjadi Rp 1,5 miliar.
sumber : suaramerdeka.com