|
Tweet |
Menjelang Hari Raya Idul Adha, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban. Pemeriksaan terhadap hewan kurban seperti sapi, kambing, domba dan kerbau, akan dilakukan sejak H-7 Lebaran.
Pemeriksaan ini akan dilakukan pada 1.577 tempat penampungan hewan dan 1.795 tempat pemotongan hewan, yang akan dilakukan secara berkesinambungan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta, Ipih Royani, mengatakan, sebanyak 750 petugas yang akan memeriksa kesehatan dan memantau pemotongan hewan kurban di seluruh wilayah Jakarta.
'Sebanyak 300 orang diambil dari Institut Pertanian Bogor (IPB), 25 orang dari Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) DKI Jakarta dan 425 orang merupakan petugas teknis Dinas Kelautan dan Perikanan DKI,' ujar Ipih di Jakarta.
Jumlah hewan kurban tahun ini yang masuk ke Jakarta diprediksi hampir sama dengan 2009 lalu, yakni hewan sapi 6.051 ekor, kambing 33.909 ekor, domba 1.343 ekor, dan kerbau 132 ekor.
Seluruh petugas akan disebar dan berkeliling ke tempat penampungan dan pemotongan hewan kurban untuk memastikan kesehatan hewan. Tempat penampungan dan pemotongan yang telah diperiksa dan seluruh hewannya dinyatakan sehat akan ditempelkan stiker dari dinas bahwa tempat itu telah diperiksa.
'Pastinya kita harus menjamin kesehatan dari hewan kurban ini. Harus dipastikan hewan yang akan dipotong bebas dari penyakit anthrax dan kuku mulut. Selain itu, harus dipastikan benar tidaknya pemotongan hewan menurut ajaran agama Islam,' jelasnya.
Selain itu, Ipih menambahkan, Dinas Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta juga telah melakukan langkah preventif untuk memberikan jaminan hewan sehat saat didistribusikan ke Jakarta.
Mereka tetap melakukan koordinasi dengan daerah pemasok hewan sapi, kambing, domba dan kerbau. Yakni menekankan setiap hewan yang dipasok ke Jakarta harus disertai surat kesehatan hewan yang mendapatkan lisensi kesehatan dari dokter hewan di daerah.
'Hingga kini tidak ada hewan yang terkena dua jenis penyakit yang membahayakan manusia itu (anthrax dan kuku mulut). Kami terus melakukan pengawasan dan pemantauan,” ungkapnya.
Tindakan pemeriksaan, pengawasan dan pemantauan kesehatan terhadap hewan kurban, dengan mengukur temperatur suhu badan hewan. Jika suhu badan hewan itu ditemukan berada di atas 40 derajat celcius, maka akan diambil sampel darahnya untuk diteliti apakah terjangkit anthrax atau kuku mulut.
'Ciri-ciri utama hewan yang sakit adalah suhu badannya tinggi. Nanti akan kami ambil sampel darah untuk diteliti di laboratorium. Kalau positif terjangkit dua penyakit itu, hewan segera dimusnahkan. Tidak boleh dikonsumsi manusia,' paparnya. (adi)
sumber : vivanews.com