|
Tweet |
Purwokerto, Warga Banyumas atau di sekitar Gunung Slamet, Jawa Tengah sempat panik karena isu gunung bertinggi 3 ribu meter itu aktif. Namun dipastikan kondisi gunung itu masih aman.
“Gunung Slamet normal, warga tidak perlu panik. Tidak ada apa-apa,” kata Kepala Pengamatan Gunung Api daerah Barat, Hendrasto saat dihubungi media, Jumat (5/11/2010).
Sejauh ini, tidak ada getaran atau aktivitas vulkanik dari Gunung Merapi. Semua kondisi masih normal. Warga jangan terpancing isu yang tidak benar.
“Merapi dan Slamet memiliki sistemnya masing-masing, jadi kondisi di Merapi tidak akan berpengaruh terhadap Gunung Slamet,” tambahnya.
Terkait abu yang melanda kawasan sekitar Gunung Slamet, itu sepenuhnya dari Merapi, bukan berasal dari Gunung Slamet.
“Itu terbawa angin, bukan dari Gunung Slamet,” tuturnya.
Sebelumnya seorang warga Banyumas, Mardiono saat dihubungi detikcom mengaku warga di sekitar gunung itu sempat khawatir terjadi aktivitas di gunung itu. Bahkan warga sempat hendak mengungsi.
Tentang Gunung Slamet
Gunung Slamet
Gunung Slamet (3.432 meter) adalah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa. Terdapat empat kawah di puncaknya yang semuanya aktif.
Di kaki gunung ini terdapat sebuah kawasan wisata bernama Baturraden atau Batur Raden. Kawasan wisata ini biasa dicapai orang dari kota Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas.
Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang menjadi tujuan ekspedisi para pendaki, baik dari wilayah setempat maupun wilayah lainnya. Gunung ini mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Dalam buku yang berjudul “Three Old Sundanese Poems”, terbitan KITLV Leiden tahun 2006, J. Noorduyn menyebutkan bahwa nama “Slamet” adalah relatif baru yaitu setelah masuknya Islam ke Jawa. Dengan merujuk kepada naskah kuno Sunda Bujangga Manik, Noorduyn menuliskan bahwa nama lama dari gunung ini adalah Gunung Agung.
Aktivitas terakhir adalah pada bulan Mei 2009 dan sampai Juni masih terus mengeluarkan lava pijar.
Jalur Pendakian
Jalur pendakian standar adalah dari Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Jalur populer lain adalah dari Baturraden.
Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.
Tetapi Jika anda melewati jalur bambangan, mungkin masalah air tidak terlalu sulit. Memang para pendaki harus banyak membawa air dari bawah, tetapi sesampainya di pos v atau tepatnya di pos Samhyang rangkah akan terdapat sungai kecil yang letaknya tepat berada di bawah pos v.
Selain rute bambangan,ada pula rute pendakian melewati Dukuhliwung. Dari pos 1 sampai pos 5 yaitu puncak, membutuhkan waktu sekitar 8jam. Dan ada mata air di pos 2 dan 3.
Atau bisa juga melakukan pendakian melalui obyek wisata permandian air panas Guci, rute pendakian melalui guci masih sangat terjal. namun pemandangan di sepanjang rute ini lebih istimewa dibandingkan dengan rute mana pun. Pemandangan alam di rute guci masih sangat alami dan masih sangat liar, berkesan jauh dari peradaban manusia. kedua rute ini dapat ditempuh melewati kota Tegal lalu ke selatan menuju kota Slawi, melewati Lebaksiu, Yomani dan mulai memasuki dataran tinggi Tuwel.
sumber : wihans.web.id
0 komentar:
Posting Komentar