|
Tweet |
Jakarta, Kelembaban alami vagina mencegah permukaannya saling bergesekan /lecet saat wanita beraktifitas sehari2. Kelembaban ini bersifat asam, dan hal ini menjaga vagina dari infeksi. Keasaman vagina disebabkan oleh bakteri bersahabat yang hidup didalam vagina dan membantu menjaga kesehatannya.
Kelembaban vaginal dihasilkan utama oleh lendir cervix (leher rahim). Lendir ini mengalir secara lambat, membersihkan vagina, “menghanyutkan” sel-sel mati serta sisa2 menstruasi keluar rongga vagina. Rata2 perhari wanita mengeluarkan (discharge) 2 gram sel-sel mati dan 3 gram mukus (lendir).
Saat terangsang waktu melakukan hubungan seks, kelenjar kelenjar khusus yang berlokasi di pintu masuk vagina yang dinamakan kelenjar Bartholini, menghasilkan lendir tambahan. Kelembaban dari kelenjar ini lebih lendir dari yang dihasilkan leher rahim, karena memang tujuannya memberikan lubrikasi saat hubungan seks. Baunya yang khas merupakan hasil evolusi jutaan tahun, meningkatkan daya tarik/rangsangan bau oleh wanita terhadap spesies jantannya, dan merupakan tanda bahwa wanita sudah siap untuk berhubungan seks.
Keringnya Vagina sebelum menopause merupakan suatu problem seks. Ini bisa berati bahwa wanita kurang terangsang saat pemanasan, yang bisa terjadi karena foreplay yang kurang mantabs (tidak adekuat), rasa bersalah, rasa takut atau masalah hubungan suami isteri (partner). Perlu juga diingat bahwa laki2 lebih duluan terangsang dibandingkan wanita, sehingga laki2 bisa saja melakukan penetrasi sebelum wanita raedy, yaitu sebelum lubrikasi/pelinciran vagina yang optimal terjadi. Kurangnya lubrikasi juga hal yang lumrah pada wanita yang menyusui, karena kadar hormon estrogen lagi rendah serta pada wanita yang menderita diabetes.
Keringnya vagina bisa juga menjadi problem pada saat dan setelah menopause, yang diakibatkan oleh kurangnya estrogen. Estrogen bertanggung jawab dalam memelihara dinding vagina, yaitu elastisitas dan produksi pelembab (lendir) dari leher rahim.
Kadar estrogen menurun saat menopause, sehingga vagina kehilangan elastisitasnya, lapisan dindingnya menjadi tipis dan kering. Karena kurang lembab, bakteri bersahabat yg biasanya ada di vagina juga akan berkurang jumlahnya, akibatnya kadar keasaman vagina juga akan berkurang yang selanjutnya menyebabkan mudah timbul infeksi.
Semua perubahan2an diatas membuat berhubungan seks menjadi tidak nyaman, sehingga sekitar 40% wanita mengeluhkan hubungan seks yang nyeri bahkan. Faktor lain pada wanita menopause adalah kelenjar Bartholininya kurang efesien, membutuhkan waktu yang lebih lama serta jumlah lendir yang tidak sebanyak wanita yang lebih muda. Dalm penelitiannya didapatkan lubrikasi untuk penetrasi pada wanita yang muda hanya membutuhkan waktu dalm hitungan detik saja, sedangkan pada wanita menopause membutuhkan waktu minimal 5 menit.
Vagina yang kering sebetulnya dapat di lubrikasi dengan mudah. Untuk lubrikasi tambahan saat hubungan seks dapat dipakai sebaiknya mempergunakan lubrikan yang water-based seperti KY jelly atau pelembab vagina seperti Yes, Sylk, Replens atau Senselle. Jangan memakai produk yang oil-based seperti vaselin karena akan mengganggu produksi lubrikasi ilmiah.
Sylk, Yes dand KY jelly dipakai sesaat sebelum hubungan seks dengan mengoleskannya disekitar vulva, terutama sekitar liang vagina. Replens dan Senselle dipakai 3 kali seminggu sehingga tidak perlu dipakai saat akan berhubungan.
Bagi yang sudah menopause dianjurkan melakukan foreplay lebih lama agar kelenjar Bartholininya cukup menghasilkan lendir sebelum penetrasi. Lubrikan sederhana seperti KY jelly, atau pelembab seperti Replens atau Senselle, dapat dipergunakan jika membutuhkan lubrikasi tambahan.
Terapi sulih hormon (Hormone replacement therapy =HRT) pada wanita menopause juga membantu meningkatkan lubrikasi dan menebalkan dinding vagina, tetapi sayangnya memiliki risko. Sehingga HRT kurang dianjurkan jika kekeringana vagina hanya satu2nya masalah/keluhan pada menopause. Karena banyak cara2 yang lebih aman untuk mengatasi kekeringan vagina.
Cara lain bagi wanita menopause adalah mempergunakan krim estrogen vagina yang diapakai setiap malam selama 2-3 minggu (atau lebih sampai efeknya terasa).Setelah itu hanya dipakai dua kali seminggu. Walaupun belum terdapat bukti yang kuat, untuk mengimbangi efek estrogen biasanya diberikan juga tablet progeteron guna mengurangi risiko kanker rahim.
Disamping dalam bentuk cream, preparat estrogen juga tersedia dalam bentuk tablet vagina serta cincin vagina. Sedagkan bahan alami (suplemen)dapat dipergunakan ekstrak Black cohosh (sudah tersedia dalam bentuk kapsul). Black cohosh memiliki efek mirip seperti estrogen.
Banyak hal yang menyebabkan vagina kering. Namun, vagina kering paling sering diasosiasikan dengan menopause dan terapi hormon. Zaman sekarang wanita muda pun banyak yang mengalami hal ini, dengan penyebab terbanyak karena alat kontrasepsi oral yang dikonsumsi. Hal ini bisa terjadi karena alat kontrasepsi seperti pil meregulasi estrogen selama sebulan penuh. Tanpa ada alur hormon alami yang naik-turun (ditandai dengan keluarnya cairan lubrikasi), respons tubuh terhadap keinginan seksual bisa berubah.
Kemoterapi; stres; semprotan pembasuh kelamin di toilet; menyusui; obat-obatan seperti antihistamin, antidepresan, dan yang sejenisnya bisa memicu vagina kering. Hal ini juga bisa menjadi gejala awal kondisi medis atau masalah emosional seseorang. Jadi, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter jika hal ini mulai mengganggu dan mengkhawatirkan, apalagi jika kekeringan pada vagina tersebut disertai rasa terbakar, gatal, sakit, atau kekeringan tetap ada meski sudah diberi pelumas buatan.
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk membantu mengatasi kekeringan pada vagina;
1. Untuk membantu mengurangi kekeringan pada tubuh, banyak-banyaklah minum air. Tak hanya itu saja, menambah asupan air pada tubuh bisa membantu kinerja dan metabolisme tubuh lebih baik.
2. Jangan merokok. Merokok akan menyerang hormon estrogen wanita. Padahal hormon tersebut bertanggung jawab untuk menjaga vagina tetap sehat dan berpelumas.
3. Menurut Drs Andrew Weil dan James Duke lewat penelitian mereka yang diterbitkan di Health Journal, ada beberapa obat herbal yang bisa membantu kondisi seksual dan reproduksi wanita, yakni dong quai, fennel and fenugreek, chasteberry, black cohosh, dan vitamin E. Vitamin E bisa diaplikasikan secara topikal sebagai lubrikan. Namun, ada beberapa orang yang sensitif terhadap vitamin E, jadi pastikan untuk mencobanya terlebih dulu di area lain.
4. Pilih makanan yang tinggi phytoestrogen, seperti kedelai, apel, kacang-kacangan, flaxseed (semacam tumbuhan rami), seledri, alfalfa, dan gandum whole grain.
5. Pilih produk perawatan tubuh tanpa bahan kimia, atau kurangi penggunaan bahan kimia yang bisa mengiritasi kulit atau tubuh. Perhatikan label-label yang tertera pada sabun, lotion, deterjen, kertas toilet, pembalut, tampon, dan lainnya. Wewangian tambahan dan bahan kimia yang sering ditemukan dalam produk-produk tadi bisa mengiritasi jaringan kulit yang sensitif, seperti vagina.
6. Banyak terdapat produk lubrikan untuk membantu Anda. Namun, jika Anda khawatir dengan kandungannya, Anda bisa membuatnya sendiri. Berikut adalah tips pembuatan cairan lubrikan buatan sendiri dari seorang bidan bernama Aviva Romm dari Amerika yang belajar di Yale University.
7. Salah satu cara untuk meningkatkan cairan vagina adalah dengan ludah yang tentunya lebih aman. Cobalah minta suami Anda untuk menstimulasi dengan oral, atau lakukan posisi 69 atau fellatio, yakni saling menstimulasi oral. Dengan begini, vagina tak hanya basah karena ludah, tetapi juga akan membuat Anda semakin terangsang dan mengeluarkan cairan pelicin secara alami.
8. Jangan tinggalkan seks. Aktivitas seksual yang rutin akan menambah aliran darah ke area genital Anda, yang tentunya juga akan meningkatkan jumlah cairan lubrikasi Anda.
Perubahan hormon selama siklus menstruasi dan usia mempengaruhi jumlah dan konsistensi dari uap air ini. Pelumasan vagina terdiri dari cairan bening yang merembes melalui dinding pembuluh darah yang mengelilingi vagina. Ketika perempuan terangsang secara seksual, lebih banyak darah mengalir ke organ-organ panggul, menciptakan lebih banyak cairan pelumas vagina.
Saat terangsang waktu melakukan hubungan seks, kelenjar kelenjar khusus yang berlokasi di pintu masuk vagina yang dinamakan kelenjar Bartholini, menghasilkan lendir tambahan. Kelembaban dari kelenjar ini lebih lendir dari yang dihasilkan leher rahim, karena memang tujuannya memberikan lubrikasi saat hubungan seks. Baunya yang khas merupakan hasil evolusi jutaan tahun, meningkatkan daya tarik/rangsangan bau oleh wanita terhadap spesies jantannya, dan merupakan tanda bahwa wanita sudah siap untuk berhubungan seks.
Keringnya Vagina sebelum menopause merupakan suatu problem seks. Ini bisa berati bahwa wanita kurang terangsang saat pemanasan, yang bisa terjadi karena foreplay yang kurang mantabs (tidak adekuat), rasa bersalah, rasa takut atau masalah hubungan suami isteri (partner). Perlu juga diingat bahwa laki2 lebih duluan terangsang dibandingkan wanita, sehingga laki2 bisa saja melakukan penetrasi sebelum wanita raedy, yaitu sebelum lubrikasi/pelinciran vagina yang optimal terjadi. Kurangnya lubrikasi juga hal yang lumrah pada wanita yang menyusui, karena kadar hormon estrogen lagi rendah serta pada wanita yang menderita diabetes.
Keringnya vagina bisa juga menjadi problem pada saat dan setelah menopause, yang diakibatkan oleh kurangnya estrogen. Estrogen bertanggung jawab dalam memelihara dinding vagina, yaitu elastisitas dan produksi pelembab (lendir) dari leher rahim.
Kadar estrogen menurun saat menopause, sehingga vagina kehilangan elastisitasnya, lapisan dindingnya menjadi tipis dan kering. Karena kurang lembab, bakteri bersahabat yg biasanya ada di vagina juga akan berkurang jumlahnya, akibatnya kadar keasaman vagina juga akan berkurang yang selanjutnya menyebabkan mudah timbul infeksi.
Semua perubahan2an diatas membuat berhubungan seks menjadi tidak nyaman, sehingga sekitar 40% wanita mengeluhkan hubungan seks yang nyeri bahkan. Faktor lain pada wanita menopause adalah kelenjar Bartholininya kurang efesien, membutuhkan waktu yang lebih lama serta jumlah lendir yang tidak sebanyak wanita yang lebih muda. Dalm penelitiannya didapatkan lubrikasi untuk penetrasi pada wanita yang muda hanya membutuhkan waktu dalm hitungan detik saja, sedangkan pada wanita menopause membutuhkan waktu minimal 5 menit.
Vagina yang kering sebetulnya dapat di lubrikasi dengan mudah. Untuk lubrikasi tambahan saat hubungan seks dapat dipakai sebaiknya mempergunakan lubrikan yang water-based seperti KY jelly atau pelembab vagina seperti Yes, Sylk, Replens atau Senselle. Jangan memakai produk yang oil-based seperti vaselin karena akan mengganggu produksi lubrikasi ilmiah.
Sylk, Yes dand KY jelly dipakai sesaat sebelum hubungan seks dengan mengoleskannya disekitar vulva, terutama sekitar liang vagina. Replens dan Senselle dipakai 3 kali seminggu sehingga tidak perlu dipakai saat akan berhubungan.
Bagi yang sudah menopause dianjurkan melakukan foreplay lebih lama agar kelenjar Bartholininya cukup menghasilkan lendir sebelum penetrasi. Lubrikan sederhana seperti KY jelly, atau pelembab seperti Replens atau Senselle, dapat dipergunakan jika membutuhkan lubrikasi tambahan.
Terapi sulih hormon (Hormone replacement therapy =HRT) pada wanita menopause juga membantu meningkatkan lubrikasi dan menebalkan dinding vagina, tetapi sayangnya memiliki risko. Sehingga HRT kurang dianjurkan jika kekeringana vagina hanya satu2nya masalah/keluhan pada menopause. Karena banyak cara2 yang lebih aman untuk mengatasi kekeringan vagina.
Cara lain bagi wanita menopause adalah mempergunakan krim estrogen vagina yang diapakai setiap malam selama 2-3 minggu (atau lebih sampai efeknya terasa).Setelah itu hanya dipakai dua kali seminggu. Walaupun belum terdapat bukti yang kuat, untuk mengimbangi efek estrogen biasanya diberikan juga tablet progeteron guna mengurangi risiko kanker rahim.
Disamping dalam bentuk cream, preparat estrogen juga tersedia dalam bentuk tablet vagina serta cincin vagina. Sedagkan bahan alami (suplemen)dapat dipergunakan ekstrak Black cohosh (sudah tersedia dalam bentuk kapsul). Black cohosh memiliki efek mirip seperti estrogen.
Artikel Terkait 1 :
Si dia sudah menyentuh Anda dengan segala macam cara. Namun vagina Anda tak juga mengeluarkan cairan pelumas alaminya. Akibatnya, penetrasi pun batal dilakukan karena si dia khawatir, Anda bakal kesakitan.Banyak hal yang menyebabkan vagina kering. Namun, vagina kering paling sering diasosiasikan dengan menopause dan terapi hormon. Zaman sekarang wanita muda pun banyak yang mengalami hal ini, dengan penyebab terbanyak karena alat kontrasepsi oral yang dikonsumsi. Hal ini bisa terjadi karena alat kontrasepsi seperti pil meregulasi estrogen selama sebulan penuh. Tanpa ada alur hormon alami yang naik-turun (ditandai dengan keluarnya cairan lubrikasi), respons tubuh terhadap keinginan seksual bisa berubah.
Kemoterapi; stres; semprotan pembasuh kelamin di toilet; menyusui; obat-obatan seperti antihistamin, antidepresan, dan yang sejenisnya bisa memicu vagina kering. Hal ini juga bisa menjadi gejala awal kondisi medis atau masalah emosional seseorang. Jadi, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter jika hal ini mulai mengganggu dan mengkhawatirkan, apalagi jika kekeringan pada vagina tersebut disertai rasa terbakar, gatal, sakit, atau kekeringan tetap ada meski sudah diberi pelumas buatan.
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk membantu mengatasi kekeringan pada vagina;
1. Untuk membantu mengurangi kekeringan pada tubuh, banyak-banyaklah minum air. Tak hanya itu saja, menambah asupan air pada tubuh bisa membantu kinerja dan metabolisme tubuh lebih baik.
2. Jangan merokok. Merokok akan menyerang hormon estrogen wanita. Padahal hormon tersebut bertanggung jawab untuk menjaga vagina tetap sehat dan berpelumas.
3. Menurut Drs Andrew Weil dan James Duke lewat penelitian mereka yang diterbitkan di Health Journal, ada beberapa obat herbal yang bisa membantu kondisi seksual dan reproduksi wanita, yakni dong quai, fennel and fenugreek, chasteberry, black cohosh, dan vitamin E. Vitamin E bisa diaplikasikan secara topikal sebagai lubrikan. Namun, ada beberapa orang yang sensitif terhadap vitamin E, jadi pastikan untuk mencobanya terlebih dulu di area lain.
4. Pilih makanan yang tinggi phytoestrogen, seperti kedelai, apel, kacang-kacangan, flaxseed (semacam tumbuhan rami), seledri, alfalfa, dan gandum whole grain.
5. Pilih produk perawatan tubuh tanpa bahan kimia, atau kurangi penggunaan bahan kimia yang bisa mengiritasi kulit atau tubuh. Perhatikan label-label yang tertera pada sabun, lotion, deterjen, kertas toilet, pembalut, tampon, dan lainnya. Wewangian tambahan dan bahan kimia yang sering ditemukan dalam produk-produk tadi bisa mengiritasi jaringan kulit yang sensitif, seperti vagina.
6. Banyak terdapat produk lubrikan untuk membantu Anda. Namun, jika Anda khawatir dengan kandungannya, Anda bisa membuatnya sendiri. Berikut adalah tips pembuatan cairan lubrikan buatan sendiri dari seorang bidan bernama Aviva Romm dari Amerika yang belajar di Yale University.
- 4 sendok teh cocoa butter
- 4 sendok teh minyak kelapa
- 2 sendok teh minyak almon
- 10 tetes minyak esensial sandalwood
- 10 tetes minyak esensial vanila
7. Salah satu cara untuk meningkatkan cairan vagina adalah dengan ludah yang tentunya lebih aman. Cobalah minta suami Anda untuk menstimulasi dengan oral, atau lakukan posisi 69 atau fellatio, yakni saling menstimulasi oral. Dengan begini, vagina tak hanya basah karena ludah, tetapi juga akan membuat Anda semakin terangsang dan mengeluarkan cairan pelicin secara alami.
8. Jangan tinggalkan seks. Aktivitas seksual yang rutin akan menambah aliran darah ke area genital Anda, yang tentunya juga akan meningkatkan jumlah cairan lubrikasi Anda.
Artikel Terkait 2 :
Vagina kering merupakan masalah yang umum bagi perempuan selama dan setelah menopause. Sebanyak empat dari sepuluh perempuan yang mengalami menopause mengalami tanda-tanda dan gejala yang berkaitan dengan kekeringan vagina. Meski vagina kering umumnya terjadi pada perempuan menopause, bukan berarti perempuan yang belum menopause terhindar dari masalah ini.Perubahan hormon selama siklus menstruasi dan usia mempengaruhi jumlah dan konsistensi dari uap air ini. Pelumasan vagina terdiri dari cairan bening yang merembes melalui dinding pembuluh darah yang mengelilingi vagina. Ketika perempuan terangsang secara seksual, lebih banyak darah mengalir ke organ-organ panggul, menciptakan lebih banyak cairan pelumas vagina.
- TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala kekeringan vagina meliputi:
- Kekeringan vagina
- Gatal
- Sensasi panas pada vagina
- Sakit atau pendarahan ringan saat berhubungan seks
- PERAWATAN
Secara umum pengobatan vagina kering dilakukan dengan terapi estrogen. Beberapa pilihan terapi itu antara lain krim estrogen, cincin estrogen, atau tablet estrogen.