|
Tweet |
Beragam penemuan menarik terus bermunculan seiring kian canggihnya perkembangan teknologi. Para ilmuwan di Massachusetts Institute of Technology (MIT), menciptakan daun buatan yang bisa menyerap energi surya dan menghasilkan listrik.
Diklaim sebagai daun buatan pertama di dunia yang bisa bermanfaat besar, para penciptanya mendeskripsikan temuan ini sebagai sel surya seukuran kartu remi yang meniru proses fotosintesis pada tumbuhan.
"Daun buatan yang praktis ini telah menjadi penemuan 'besar' dalam bidang sains. Kami percaya kami telah berhasil membuatnya," kata Daniel Nocera yang memimpin pengembangan daun buatan ini.
Diklaim sebagai daun buatan pertama di dunia yang bisa bermanfaat besar, para penciptanya mendeskripsikan temuan ini sebagai sel surya seukuran kartu remi yang meniru proses fotosintesis pada tumbuhan.
"Daun buatan yang praktis ini telah menjadi penemuan 'besar' dalam bidang sains. Kami percaya kami telah berhasil membuatnya," kata Daniel Nocera yang memimpin pengembangan daun buatan ini.
Disebutkannya, daun buatan ini sangat menjanjikan sebagai sumber listrik murah bagi kalangan rumah tangga di negara-negara berkembang.
"Tujuan kami adalah membuat setiap rumah memiliki pembangkit listrik sendiri," kata Nocera optimistis.
Ditempatkan dalam satu galon air di bawah matahari yang bersinar cerah, daun buatan bisa memasok listrik untuk sebuah rumah sederhana selama satu hari.
Dikutip dari Giz Mag, Selasa (29/3/2011), daun ini bekerja dengan memisahkan air menjadi hidrogen dan oksigen, kemudian menyimpannya dalam tangki bahan bakar sel yang digunakan untuk menghsilkan listrik.
Nocera mengatakan, penemuannya dibuat dari bahan yang murah dan banyak tersedia, yakni berbasis katalis generasi baru yang terbuat dari nikel dan kobalt. Bahan ini sangat efisien memisahkan air menjadi hidrogen dan oksigen serta bekerja pada kondisi yang sederhana dan sangat stabil.
Dalam percobaan mereka, prototype ini dioperasikan secara terus menerus selama 45 jam, dan tidak mengalami penurunan performa. Nocera mengklaim, penemuannya 10 kali lebih efisien melakukan proses fotosintesis ketimbang daun sungguhan.
"Alam ditenagai oleh fotosintesis. Saya yakin dunia masa depan juga bisa mendapat banyak sumber energi dari fotosintesis," tandasnya.