|
Tweet |
Untuk melihat objek sejauh itu, para astronom menggunakan metode yang disebut lensa galaksi. Metode tersebut mengandalkan sekelompok galaksi yang letaknya lebih dekat dengan Bumi untuk digunakan sebagai lensa tambahan dan berfungsi memperkuat daya pandang teleskop Hubble maupun Spitzer.
Embrio galaksi penuh dengan kelahiran bintang di awal alam semesta, kurang dari satu miliar tahun setelah Big Bang. Image: NASA, ESA, dan Bacon G. (Space Telescope Science Institute)Ini adalah sebuah gambaran yang menunjukkan zaman kosmik alam semesta dari Big Bang hingga saat ini. Galaksi yang baru ditemukan A1689-zD1 pada pergeseran merah dari 7,6 ~ diindikasikan pada posisi yang bersesuaian, muncul sebagai itu hanya 700 juta tahun setelah Big Bang.
“Kami terkejut menemukan seperti galaksi muda yang cerdas 13 miliar tahun di masa lalu,” ujar astronom Garth Illingworth dari University of California, Santa Cruz, anggota tim peneliti. “Ini adalah tampilan paling detail untuk tanggal pada obyek yang begitu jauh ke masa lalu.”
Gaya gravitasi yang kuat di sekitar kluster galaksi akan membelokkan cahaya yang datang dari belakangnya sehingga menimbulkan efek pembesaran jika objek yang jaraknya sangat jauh itu dilihat dari Bumi. “Dalam pengamatan kali ini, galaksi tertua tersebut dapat terlihat sepuluh kali lebih terang karena efek itu. Jutaan objek yang terletak di belakang kluster terlihat ratusan kali lebih tajam,” sambungnya.
Meski hanya dalam gambar hitam putih dan buram, jelas Ford, rekaman tersebut merupakan foto paling jelas untuk melihat objek dengan jarak sejauh itu. Dengan teleskop lebih canggih, termasuk Hubble generasi baru -yang rencananya diluncurkan pada 2013-objek-objek seperti itu akan menarik untuk dipelajari. “Ada sejumlah karakteristik tertentu pada galaksi ini. Di masa depan, sepertinya, susunan galaksi ini akan terbentuk seperti Bimasakti,” tegas Ford
Kluster A1689-zD1 itu kekuningan dengan sejumlah cahaya ungu dan putih yang berpendar mengelilinginya. Formasi galaksi baru tersebut ditemukan di sekitar formasi bintang yang lebih dulu terpetakan dan dinamakan Abell 1689.
Estimasi jarak A1689-zD1 tersebut juga didasarkan pada Abell 1689 yang berlokasi di titik dua miliar tahun cahaya dari Bumi. Gambar hasil proyeksi Hubble dan Spitzer saling mengover untuk menghasilkan sudut pandang yang lebih detail. “Akhirnya, hasil gambar Hubble ini dapat menembus lokasi yang tak terjangkau kinerja teleskop mana pun di muka bumi,” sambung Rychard Bouwens dari University California yang tergabung dalam tim peneliti tersebut.
A1689-zD1 itu diperkirakan terbentuk di era “masa kegelapan”, yaitu masa di antara terbentuknya galaksi awal setelah Big Bang (ledakan besar) terjadi. Para ahli Astronomi percaya bahwa A1689-zD1 termasuk di antara sekian galaksi yang berperan untuk mengakhiri “masa kegelapan” tersebut.
Para ahli astronomi kini mempersiapkan materi penemuan baru itu untuk diperdalam dalam penelitian lanjutan setelah teleskop generasi terbaru penerus Hubble bernama James Webb Space Telescope (JWST) diluncurkan pada 2013. Selain JWST, saat ini para ilmuwan dunia sedang merancang radio teleskop Atacama Large Millimeter Array (ALMA) yang segera dituntaskan pada 2012. “ALMA dan JWST akan menjadi kombinasi yang sangat sempurna dalam usaha memahami alam semesta ini secara utuh,” tulis mereka dalam sebuah jurnal ilmiah.
0 komentar:
Posting Komentar