|
Tweet |
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan nilai cadangan devisa Indonesia hingga 8 Juli 2010 menjadi USD76,4 miliar. Nilai tersebut hanya naik tipis dari pencapaian di akhir Juni 2010 sebesar USD76,3 miliar.
'Cadangan devisa kita per 8 Juli 2010 sebesar USD76,4 miliar,' kata Direktur Riset dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo di Jakarta, Senin (12/7/2010).
Cadangan devisa tersebut setara dengan 7,3 bulan impor, lebih tinggi dari peer group rating yaitu 6,6 bulan impor.
Menurut Perry, cadangan devisa tersebut bukan untuk menuju investment grade. Tapi hanya sebagai cadangan bank sentral dalam mengadakan operasi moneter di pasar.
Sebelumnya, Pejabat Sementara Gubernur BI Darmin Nasution memproyeksikan bahwa cadangan devisa hingga akhir tahun ini bisa mencapai USD81,3 miliar. Nilai tersebut setara dengan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri.
'Prediksi tersebut dilihat dari transaksi berjalan dan akan berubah sesuai kondisi,' kata Darmin.
Dilihat dari sisi fundamental, Darmin menganggap bahwa arus dana asing akan tetap masuk. Apalagi Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi setelah China dan India. Bahkan suku bunga acuan BI (BI Rate) pun masih dianggap relatif menarik dibandingkan negara lainnya.
Proyeksi tersebut, menurut Darmin, merupakan hasil perhitungan BI pada bulan Mei. Namun, kondisi ini akan berubah sesuai dengan kondisi global, apakah rentan atau tidak terhadap sentimen yang ada.
Biasanya, saat ada sentimen negatif dari global, maka pelaku pasar akan langsung mencari tempat investasi yang aman dan berharap memberikan imbal hasil (yield) yang tinggi. Biasanya investor akan langsung memburu dollar AS
0 komentar:
Posting Komentar