|
Tweet |
Asrama Harvard dipenuhi tulisan "Dilarang Menggandakan Kunci" atau "Orang Asing Dilarang Masuk". Namun, seorang remaja kutu buku berambisi menolak aturan itu.
Asrama yang dipenuhi batu bata merah mirip benteng itu menjadi tempat peristirahatan dan kuliah para siswa yang membanggakan diri sebagai komunitas terbaik. Di sisi lain, remaja 19 tahun, Mark Zuckerberg menyembunyikan diri di ruangannya selama satu minggu menulis kode komputer untuk memahami arti sebuah komunitas.
Selanjutnya, apa yang dibuat oleh Zuckerberg yang saat ini berusia 26 tahun, menjadi fenomena. Kini Facebook merupakan cara baru memandang konteks sosial suatu perkumpulan.
Di dunia baru itu, pengguna mampu menciptakan jaringan tanpa harus bertatap muka. Tidak hanya itu, manusia membuka dirinya sangat bebas, serta menawarkan informasi berharga.
Zuckerberg menilai penghargaan terbaik adalah berinteraksi dengan teman lain secara cepat dan rutin, tanpa harus bertemu. "Saya ingin membuat dunia yang terbuka" katanya.
Hollywood mengangkat kisah hidup pria pendiam ini ke layar film dengan judul "The Social Network".
Naskah yang ditulis Aaron Sorkin ini menggambarkan Zuckerberg sebagai jenius komputer yang memiliki kemampuan rendah dalam bersosialisasi. Ia berperang dengan sahabat maupun saingan untuk mempertahankan prinsipnya.
Namun, juru bicara Facebook Larry Yu mengatakan Zuckerberg tidak akan mau berbicara di depan umum untuk menggambarkan pribadinya. Hal inilah yang menyebabkan kesenjangan menyangkut deskripsi pribadi CEO Facebook itu.
"Dia adalah pria pemalu. Tidak ada bantahan soal itu," kata Yu. "dia tidak suka melakukan sesuatu yang mengecilkan. Ia gemar membangun sesuatu"
Zuckerberg tumbuh di Dobbs Ferry, pinggiran New York . Ia tinggal di sebuah rumah di puncak bukit di mana ayahnya bekerja sebagai teknisi program. Dia mulai menulis kode di komputer Atari yang dibeli ayahnya. Zuckerberg mulai merencanakan program permainan dan berteman dengan mesin grafis.
Sebagai senior di Phillips Exeter Academy, ia dan seorang teman menciptakan alat web yang disebut Synapse. Ini adalah daftar musik pribadi yang secara otomatis menentukan preferensi pendengar. Microsoft dilaporkan sempat menawari keduanya US$1 juta (Rp 9,1 miliar). Tetapi mereka menolak.
Zuckerberg sempat membuat situs yang disebut Coursematch di Harvard pada 2003. Ini memungkinkan siswa memilih kelas dengan menunjukkan apa yang teman sekelas mereka lakukan. Kemudian, pada musim gugur tahun kedua, ia menyusup ke buku mahasiswa Harvard untuk menciptakan Fashmash.
"Catatan asrama Kirkland terbuka di layar komputer saya, dan beberapa orang dengan foto yang cukup mengerikan. Saya hampir ingin menaruh beberapa muka mereka di gambar hewan ternak. Selanjutnya, meminta orang lain untuk membandingkan siapa yang menarik," tulis Zuckerberg dalam blognya.
Dewan Administrasi Universitas sempat menyidangnya, namun tetap membiarkan Zuckerberg di sekolah. Zuckerberg mengatakan pada koran kampus Harvard Crimson bahwa kritik pada situs yang ia buat, membuatnya berpikir ulang soal kelangsungan hidup.
"Isu melanggar privasi seseorang mungkin dapat diatasi," kata Zuckerberg dalam sebuah email. "Saya tidak ingin mengambil risiko dengan menghina siapapun"
Sebagai sebuah fenomena, Facebook tumbuh dengan berbagai masalah menyangkut privasi. Para kritikus khawatir data yang ada di jejaring sosial ini dapat mengungkapkan informasi pribadi terlalu banyak. Di sisi lain, Zuckerberg hanya "sedikit" membuka diri.
Kirkpatrick, yang menulis buku Facebook, mengatakan bahwa kesan pertama dari Zuckerberg memang bisa menyesatkan. Ia mengingat saat pertama kali bertemu pada musim gugur 2006 di restauran tengah kota Manhattan .
Menu di sana termasuk hidangan utama seharga US$44 (Rp 400 ribu) berupa Piedmont panggang dengan arugula Italia. Namun, Zuckerberg sendiri muncul hanya dengan sandal dan T-shirt. Dia pun hanya sedikit berbicara.
Akan tetapi, saat Zuckerberg mulai berbicara soal ide Facebook dan bagaimana cara ia mendapatkan semua itu, Kirkpatrick sangat terkejut. "Motivasi Zuckerberg adalah mengubah dunia"
Namun, film Facebook memang tidak secara jelas menggambarkan pribadi Zuckerberg. Ia sebenarnya tidak hanya sangat cerdas namun penuh ambisi dengan pribadi tertutup. Selama dua jam menonton film, Anda akan disuguhkan cerita Aladdin versi lain saat mendapatkan hal baru dari botol.
"Namun, Anda tidak dapat berkilah bahwa ini bukan film bagus," kata Kirckpatrick. Namun, apakah itu benar-benar pribadi Zuckerberg?."Itu tidak menggambarkan terlalu banyak," ujar Zuckerberg.
sumber : Forumbebas.com
0 komentar:
Posting Komentar